HEBOH, Kisah gadis cantik Bandung ditawarkan via online, bertarif jutaan
MOHHAMMADNOER.COM - Semenjak kasus pembunuhan Deudeuh Alfisahrin yang dibunuh pelanggannya di Tebet, pihak kepolisian kian gencar mengungkap praktik prostitusi yang menggunakan media online.
Setelah mengungkap keberadaan para 'angel' di Apartemen Kalibata, kepolisian juga membongkar jaringan penyedia gadis untuk diajak teman tidur di Bandung.
Sebanyak tiga mucikari masing-masing Andi Rohendi (20), Ridla Rapika (29) dan Indra Cakra (33) tak berkutik ketika jajaran Reskrim Polrestabes Bandung bersama Polsek Cinambo membekuknya di salah satu hotel Jalan Asia Afrika Bandung, Selasa (28/4) malam.
Bagaimana polisi berhasil membongkar jaringan ini, dan bagaimana kisah para gadis yang ditawarkan dengan tarif jutaan itu? Berikut kisahnya
1. Membuat situs forum berisi puluhan gadis
Andi Rohendi (20), Ridla Rapika (29) dan Indra Cakra (33) beraksi dengan membuat sebuah situs forum dan berinteraksi di salah satu media sosial, Tagged. Para calon pelanggan yang berminat diberikan akses melalui BlacBerry Messenger (BBM) Group.
"Jadi modus yang dilakukan pelaku ialah mampu mengakses dari pada situs ini, kemudian mereka
mampu masuk ke dalam forum yang disediakan beberapa orang mucikari," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
Dalam situs itu dipajang puluhan wanita berparas cantik dengan usia 18-25 tahun. "Ada sekitar 50 wanita fotonya di-sharing. Foto tersebut asli dengan apa yang ditawarkannya," imbuh Ngajib
2. Tarif kencan Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta
Bagi calon pelanggan yang sudah masuk dalam grup chatt dan sepakat untuk menyewa, mereka diminta untuk memesan hotel dan menunjukkan bukti reservasi. Adapun tarif yang ditawarkan yakni Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
"Sistemnya bagi hasil. Buat si anak (PSK) dapat kebagian 60 persen. Sedangkan mucikarnya 40 persen," jelas Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib.
Salah satu mucikari, Andi mengaku, memiliki 15 wanita beragam usia untuk disewakan kepada pria hidung belang. Dia memanfaatkan fasilitas grup BlackBerry Messanger untuk berjualan. Wanita itu dipasang di foto disertakan tarif sewa.
Bagi yang ingin bertransaksi, pelanggan bisa menghubunginya via BBM. Dia meminta uang muka terlebih dulu yang besarannya mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu.
"Setelah ditunjukkan, baru kami bertransaksi. Nanti di tempat kencannya, pelanggan membayar langsung ke wanita yang dikencaninya," kata Andi di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
"Jadi modus yang dilakukan pelaku ialah mampu mengakses dari pada situs ini, kemudian mereka
mampu masuk ke dalam forum yang disediakan beberapa orang mucikari," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
Dalam situs itu dipajang puluhan wanita berparas cantik dengan usia 18-25 tahun. "Ada sekitar 50 wanita fotonya di-sharing. Foto tersebut asli dengan apa yang ditawarkannya," imbuh Ngajib
2. Tarif kencan Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta
Bagi calon pelanggan yang sudah masuk dalam grup chatt dan sepakat untuk menyewa, mereka diminta untuk memesan hotel dan menunjukkan bukti reservasi. Adapun tarif yang ditawarkan yakni Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
"Sistemnya bagi hasil. Buat si anak (PSK) dapat kebagian 60 persen. Sedangkan mucikarnya 40 persen," jelas Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib.
Salah satu mucikari, Andi mengaku, memiliki 15 wanita beragam usia untuk disewakan kepada pria hidung belang. Dia memanfaatkan fasilitas grup BlackBerry Messanger untuk berjualan. Wanita itu dipasang di foto disertakan tarif sewa.
Bagi yang ingin bertransaksi, pelanggan bisa menghubunginya via BBM. Dia meminta uang muka terlebih dulu yang besarannya mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu.
"Setelah ditunjukkan, baru kami bertransaksi. Nanti di tempat kencannya, pelanggan membayar langsung ke wanita yang dikencaninya," kata Andi di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
3. Transaksi di hotel demi keamanan
Para mucikari yang ditangkap mengaku tidak mau sembarangan menerima permintaan calon pelanggan. Mereka memilih bertransaksi di hotel dengan alasan keamanan.
Tersangka Indra dalam pengakuannya menjalankan cara yang sama dengan Andi. Dia memanfaatkan jejaring sosial Tagged dan BBM untuk berinteraksi. Bagi yang ingin memesan, tinggal menunjukkan bukti pemesanan hotel. Hal itu dilakukan setelah pelanggan sepakat harga jasa wanita yang akan dikencaninya.
"Kalau fix dan bener pelanggan sudah di hotel, saya kirim wanitanya. Nanti transaksinya di hotel di depan wanitanya langsung," terangnya.
Hotel dipilih lantaran alasan keamanan. Dia menolak jika pelanggan harus mengajak ke rumah/kontrakan/kos atau tempat tinggal lainnya.
Disinggung penghasilan, dia berdalih tak begitu banyak. Dia menyebut praktik tersebut sudah mulai menjamur di Kota Bandung. Dia pun mengaku hanya mampu bertransaksi satu kali setiap bulannya.
"Memang banyak saingan. Contohnya Saritem aja, germonya juga banyak. Hanya saja kalau online itu pakai jasa delivery. Banyak yang lebih murah makanya kita main di harga dan itu juga tergantung kesepakatan ceweknya," terangnya
4. Sudah berlangsung dua tahun
Praktik prostitusi via online ini sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Demikian pengakuan tiga mucikari yang ditangkap aparat Polrestabes Bandung.
"Dari pemeriksaan sementara dan barang bukti yang kami amankan ini, praktik tersebut sudah berlangsung dua tahun," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
Dari pengungkapan tersebut polisi mengamankan tiga pelaku yang bertindak sebagai mucikari. Mereka adalah Andi Rohendi (20), Ridla Rapika (29) dan Indra Cakra (33).
Selain tersangka diamankan barang bukti berupa handphone, uang tunai sejumlah Rp 1,5 juta dan mobil Suzuki APV Arena nopol D 1051 XJ
Para mucikari yang ditangkap mengaku tidak mau sembarangan menerima permintaan calon pelanggan. Mereka memilih bertransaksi di hotel dengan alasan keamanan.
Tersangka Indra dalam pengakuannya menjalankan cara yang sama dengan Andi. Dia memanfaatkan jejaring sosial Tagged dan BBM untuk berinteraksi. Bagi yang ingin memesan, tinggal menunjukkan bukti pemesanan hotel. Hal itu dilakukan setelah pelanggan sepakat harga jasa wanita yang akan dikencaninya.
"Kalau fix dan bener pelanggan sudah di hotel, saya kirim wanitanya. Nanti transaksinya di hotel di depan wanitanya langsung," terangnya.
Hotel dipilih lantaran alasan keamanan. Dia menolak jika pelanggan harus mengajak ke rumah/kontrakan/kos atau tempat tinggal lainnya.
Disinggung penghasilan, dia berdalih tak begitu banyak. Dia menyebut praktik tersebut sudah mulai menjamur di Kota Bandung. Dia pun mengaku hanya mampu bertransaksi satu kali setiap bulannya.
"Memang banyak saingan. Contohnya Saritem aja, germonya juga banyak. Hanya saja kalau online itu pakai jasa delivery. Banyak yang lebih murah makanya kita main di harga dan itu juga tergantung kesepakatan ceweknya," terangnya
4. Sudah berlangsung dua tahun
Praktik prostitusi via online ini sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir. Demikian pengakuan tiga mucikari yang ditangkap aparat Polrestabes Bandung.
"Dari pemeriksaan sementara dan barang bukti yang kami amankan ini, praktik tersebut sudah berlangsung dua tahun," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
Dari pengungkapan tersebut polisi mengamankan tiga pelaku yang bertindak sebagai mucikari. Mereka adalah Andi Rohendi (20), Ridla Rapika (29) dan Indra Cakra (33).
Selain tersangka diamankan barang bukti berupa handphone, uang tunai sejumlah Rp 1,5 juta dan mobil Suzuki APV Arena nopol D 1051 XJ
5. Tarif long time Rp 5 juta
Selain menyediakan para gadis untuk kencan singkat, para mucikari membuka layanan dengan tarif lebih mahal. Rp 1,5 hingga 3 juta untuk short time. Adapun untuk long time mencapai Rp 5 juta. Tarif tersebut juga disesuaikan dengan kecantikan wanitanya.
Para tersangka Andi Rohendi (20), Ridla Rapika (29) dan Indra Cakra (33) memiliki sekitar 50 pekerja seks yang usianya masih terbilang muda, yakni kisaran 18-25 tahun.
"Untuk tarif ini ada di kisaran Rp 1,5 sampai Rp 3 juta untuk yang short time. Kalau long time mencapai Rp 5 juta," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
Hasil tersebut kemudian dibagi hasil antara PSK dan mucikari dengan persentase 60 dan 40. "Untuk PSK 60 persen dan sisanya untuk mucikari," jelasnya.
Selain menyediakan para gadis untuk kencan singkat, para mucikari membuka layanan dengan tarif lebih mahal. Rp 1,5 hingga 3 juta untuk short time. Adapun untuk long time mencapai Rp 5 juta. Tarif tersebut juga disesuaikan dengan kecantikan wanitanya.
Para tersangka Andi Rohendi (20), Ridla Rapika (29) dan Indra Cakra (33) memiliki sekitar 50 pekerja seks yang usianya masih terbilang muda, yakni kisaran 18-25 tahun.
"Untuk tarif ini ada di kisaran Rp 1,5 sampai Rp 3 juta untuk yang short time. Kalau long time mencapai Rp 5 juta," kata Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Ngajib di Mapolrestabes Bandung, Rabu (29/4).
Hasil tersebut kemudian dibagi hasil antara PSK dan mucikari dengan persentase 60 dan 40. "Untuk PSK 60 persen dan sisanya untuk mucikari," jelasnya.
Posting Komentar untuk "HEBOH, Kisah gadis cantik Bandung ditawarkan via online, bertarif jutaan"