Menteri Agama " Muhammadiyah dan NU Mulai Puasa 18 Juni
mohhammadnoer.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (52) berharap penetapan awal Ramadan 1436 Hijriyah atau bulan suci puasa di tahun 2015 tak ada kontroversi dan perbedaan.
"Insyaallah, penetapan satu Ramadan tahun ini ada kesamaan (antara Muhammadiyah dan NU)," kata menteri Agama usai bersilaturahim dengan santri, alumni, dan pengelola Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar di Masjid Nurul Ihsan Layang, Jl Sabutung, utara Makassar Sabtu (23/5/2015) siang.
Isyarat Menteri Agama ke-22 Indonesia ini, merujuk rangkaian silaturahim dengan kedua ormas besar di Indonesia ini, awal Mei lalu.
Tiga tahun terakhir, sejak 2012 lalu, dua ormas berbasis keagamaan ini selalu berbeda dalam penentuan awal puasa.
Meski tetap menggunakan sidang isbath dan hisab dan rukyat, 1 Ramadan 1436 Hijriyah akan bersamaan dengan Kamis (18/6/2015).
Untuk penentuan ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan menginisiasi sidang isbat, 29 Sya'ban 1436 Hijriyah atau 16 Juni 2015.
"Insya Allah, tanggal 29 Sya'ban kami akan mengundang ulama dan ormas keagamaan untuk sidang isbat," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (23/5/2015).
Sebelumnya, Selasa, 9 Rajab 1436 H atau 28 April 2015 lalu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah 1436 H yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Din Syamsuddin, dan Sekretaris Umum Agung Danarto.
Dalam Maklumat (Nomor 01/ MLM/I.0 E/2015) disebutkan, sesuai Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bahwa 1 Ramadhan 1436 H jatuh Kamis Pon, 18 Juni 2015.
Sedang 1 Syawal 1436 H jatuh pada Jumat Pahing, tanggal 17 Juli 2015.
Isyarat serupa juga sudah dikemukakan Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr Abdul Salam Nawawi, awal Mei lalu.
"Untuk sekarang ini (tahun 2015 red), inshaAllah ormas-ormas besar (seperti Muhammadiyah dan NU) sama (awal Ramadhan dan Syawalnya," ujar Salam di acara Majelis Mudzakarah di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan, Selasa (5/5/2015).
Salam juga menyampaikan jika NU selalu memiliki keputusan yang sama dengan ulil amri (pemerintah) terkait penetapan 1 Ramadhan serta 1 Syawal, meskipun NU juga selalu melakukan sidang isbat sendiri.
"NU putusannya selalu sama dengan pemerintah meskipun juga melakukan sidang isbat sendiri," ungkap Salam.
Fenomena 8 Tahun
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, tahun ini dua ormas besar Muhammadiyah dan NU akan memulai bulan Ramadhan dan Idul Fitri bersamaan.
Menurut Thomas, tahun ini dimulainya periode yang unik.
Yakni dalam rentang delapan tahun ke depan atau selama 2015 hingga 2022 nanti, dipastikan tidak ada perbedaan penetapan awal puasa dan lebaran antara Kemenag, Muhammadiyah, maupun NU.
Karena itu, tahun ini diperkirakan tidak akan terjadi perbedaan hari dimulainya bulan Ramadan dan Idufitri.
Menurut Profesor riset bidang astronomi dan astrofisika itu, fenomena unik itu terjadi selama tidak ada perubahan kriteria penetapan awal puasa dan Lebaran antara pemerintah dan dua ormas Islam besar itu.
"Penyebabnya murni fenomena alam. Posisi bulan selama delapan tahun ke depan sangat tinggi saat dilakukan rukyat (pengamatan)," katanya.
Meski demikian, menurut Thomas, untuk penetapan Idul Adha tahun ini masih berpotensi terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dengan Kemenag atau NU.
Muhammadiyah diperkirakan bakal mendahului melaksanakan Idul Adha dibandingkan versi pemerintah.
Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah biasa menetapkan lebih awal puasa dan lebaran karena menggunakan sistem hisab (perhitungan).
Sementara NU dan pemerintah menggunakan imkanur rukyat, dengan cara melihat langsung kondisi bulan.
Kriteria yang dipakai dalam sistem rukyat adalah, tinggi bulan (hilal) harus lebih dari dua derajat di atas ufuk.
"Nah dalam delapan tahun ke depan, posisi hilal di atas dua derajat terus. Jadi bisa saya nyatakan tidak akan ada perbedaan awal puasa dan Lebaran pada 2015 hingga 2022," urai Thomas.(*)
"Insyaallah, penetapan satu Ramadan tahun ini ada kesamaan (antara Muhammadiyah dan NU)," kata menteri Agama usai bersilaturahim dengan santri, alumni, dan pengelola Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar di Masjid Nurul Ihsan Layang, Jl Sabutung, utara Makassar Sabtu (23/5/2015) siang.
Isyarat Menteri Agama ke-22 Indonesia ini, merujuk rangkaian silaturahim dengan kedua ormas besar di Indonesia ini, awal Mei lalu.
Tiga tahun terakhir, sejak 2012 lalu, dua ormas berbasis keagamaan ini selalu berbeda dalam penentuan awal puasa.
Meski tetap menggunakan sidang isbath dan hisab dan rukyat, 1 Ramadan 1436 Hijriyah akan bersamaan dengan Kamis (18/6/2015).
Untuk penentuan ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah akan menginisiasi sidang isbat, 29 Sya'ban 1436 Hijriyah atau 16 Juni 2015.
"Insya Allah, tanggal 29 Sya'ban kami akan mengundang ulama dan ormas keagamaan untuk sidang isbat," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (23/5/2015).
Sebelumnya, Selasa, 9 Rajab 1436 H atau 28 April 2015 lalu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah mengeluarkan Maklumat Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah 1436 H yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Din Syamsuddin, dan Sekretaris Umum Agung Danarto.
Dalam Maklumat (Nomor 01/ MLM/I.0 E/2015) disebutkan, sesuai Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah bahwa 1 Ramadhan 1436 H jatuh Kamis Pon, 18 Juni 2015.
Sedang 1 Syawal 1436 H jatuh pada Jumat Pahing, tanggal 17 Juli 2015.
Isyarat serupa juga sudah dikemukakan Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr Abdul Salam Nawawi, awal Mei lalu.
"Untuk sekarang ini (tahun 2015 red), inshaAllah ormas-ormas besar (seperti Muhammadiyah dan NU) sama (awal Ramadhan dan Syawalnya," ujar Salam di acara Majelis Mudzakarah di Aula Buya Hamka Masjid Agung Al Azhar Jakarta Selatan, Selasa (5/5/2015).
Salam juga menyampaikan jika NU selalu memiliki keputusan yang sama dengan ulil amri (pemerintah) terkait penetapan 1 Ramadhan serta 1 Syawal, meskipun NU juga selalu melakukan sidang isbat sendiri.
"NU putusannya selalu sama dengan pemerintah meskipun juga melakukan sidang isbat sendiri," ungkap Salam.
Fenomena 8 Tahun
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, tahun ini dua ormas besar Muhammadiyah dan NU akan memulai bulan Ramadhan dan Idul Fitri bersamaan.
Menurut Thomas, tahun ini dimulainya periode yang unik.
Yakni dalam rentang delapan tahun ke depan atau selama 2015 hingga 2022 nanti, dipastikan tidak ada perbedaan penetapan awal puasa dan lebaran antara Kemenag, Muhammadiyah, maupun NU.
Karena itu, tahun ini diperkirakan tidak akan terjadi perbedaan hari dimulainya bulan Ramadan dan Idufitri.
Menurut Profesor riset bidang astronomi dan astrofisika itu, fenomena unik itu terjadi selama tidak ada perubahan kriteria penetapan awal puasa dan Lebaran antara pemerintah dan dua ormas Islam besar itu.
"Penyebabnya murni fenomena alam. Posisi bulan selama delapan tahun ke depan sangat tinggi saat dilakukan rukyat (pengamatan)," katanya.
Meski demikian, menurut Thomas, untuk penetapan Idul Adha tahun ini masih berpotensi terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dengan Kemenag atau NU.
Muhammadiyah diperkirakan bakal mendahului melaksanakan Idul Adha dibandingkan versi pemerintah.
Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah biasa menetapkan lebih awal puasa dan lebaran karena menggunakan sistem hisab (perhitungan).
Sementara NU dan pemerintah menggunakan imkanur rukyat, dengan cara melihat langsung kondisi bulan.
Kriteria yang dipakai dalam sistem rukyat adalah, tinggi bulan (hilal) harus lebih dari dua derajat di atas ufuk.
"Nah dalam delapan tahun ke depan, posisi hilal di atas dua derajat terus. Jadi bisa saya nyatakan tidak akan ada perbedaan awal puasa dan Lebaran pada 2015 hingga 2022," urai Thomas.(*)
Sumber : makassar.tribunnews.com
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
Posting Komentar untuk "Menteri Agama " Muhammadiyah dan NU Mulai Puasa 18 Juni"