Soal Keluhan 'Makanan Tak Layak' Atlet PON, Begini Kata Fitra Riau
BERITAPEKANBARU.NET-Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Provinsi Riau, angkat bicara terkait keluhan para atlet yang menerima makanan tidak layak saat mengikuti Training Center (TC) jelang PON Papua, di Hotel Labersa, Kampar, Riau.
Menurut Koordinator Fitra Riau, Triono Hadi, harus dikorcek berapa anggaran yang disiapkan oleh pemerintah daerah Riau terkait dengan pembiayaan atlet untuk persiapan PON. Pastinya dalam anggaran ada standar biaya yang buat termasuk untuk makanan, asupan gizi dan lainnya.
"Situasi ini menjadi alat bagi pemangku kepentingan (Gubenur dan DPRD) untuk mengkroscek secara langsung kondisi tersebut. Agar dapat dilakukan evaluasi, apakah pelaksana (KONI) yang tidak beres, atau memang dana yang disiapkan pemerintah Provinsi Riau yang minim atau ada kendala lainnya," kata Triono kepada CAKAPLAH.com, Jumat (10/9/2021).
Dalam APBD 2021, sambung Triono, berdasarkan Pergub Penjabaran APBD 2021 Riau, pada pos belanja hibah terhadap tiga item hibah yang dialokasikan dalam rangka untuk pengembangan organisasi olaharaga. Namun tidak jelas siapa penerimanya, hanya tertulis untuk pengembangan organisasi olahraga terdiri dari pertama sebesar Rp 2,9 Miliar, kedua sebesar Rp24,9 Miliar dan ketiga Rp35,7 miliar. Semua anggaran ini bentuknya adalah hibah.
"Jadi bisa jadi, yang Rp35,7 miliar untuk kebutuhan KONI dalam penyelenggara PON di Papua. Jika demikian maka artinya anggaran yang disiapkan tidak sedikit, cukup besar. Tentu itu tergantung dengan bagaimana realisasinya. Apakah karena KONI lambat mencairkan atau Dispora yang menghambat," cakapnya lagi.
Hal lain yang harus perhatikan, sambung Triono adalah mengenai bagaimana dana itu direalisasikan oleh KONI ini.
"Karena itu anggaran yang lumayan besar, sehingga gubenur melalui Dispora harus benar-benar melakukan pengawasan secara baik, agar tidak salah gunakan oleh penyelenggara," tukasnya.
Sebelumnya, sebanyak 14 atlet sepak takraw Provinsi Riau mengikuti pemusatan latihan atau training centre (TC) di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar mulai 23 Agustus hingga 23 September mendatang. Ke-14 atlet Takraw ini akan diturunkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX di Papua.
Dikatakan Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Provinsi Riau Rudianto Manurung SH MH CLA, pada PON Papua mendatang pihaknya menargetkan meraih 2 medali emas dari kategori putra dan putri.
"Saat ini atlet Takraw berlatih keras demi mencapai target emas tersebut. Mereka berlatih tiga kali sehari, baik fisik maupun teknik," jelasnya, Senin (6/9/2021).
Namun sayang latihan keras para atlet tersebut tidak didukung oleh menu makanan untuk memenuhi kalori dan vitamin, serta meningkatkan stamina dan kesehatan atlet sesuai standar atlet. Bahkan para atlet sudah mengeluhkan menu makanan yang disediakan panitia meski tidak berani melakukan protes.
Kondisi ini berimbas kepada kondisi fisik dan performa atlet. "Akibat menu yang tidak sesuai standar sementara latihan berat membuat atlet kelelahan," ujarnya.
Dari penelusuran CAKAPLAH.COM, menu yang disediakan untuk para atlet cukup memprihatinkan, selain porsi yang sedikit juga tidak memenuhi kebutuhan gizi atlet.
"Menu makanan yang disediakan sangat memprihatikan, tidak memperhatikan standar kebutuhan atlet. Yang mirisnya lagi terkadang atlet sarapan Minas," ujar salah seorang sumber. Minas yang dimaksud adalah mi goreng dicampur nasi goreng.***
Posting Komentar untuk "Soal Keluhan 'Makanan Tak Layak' Atlet PON, Begini Kata Fitra Riau"